Seputar Wilayah Kota

Analisis Potensi dan Kendala Pengembangan Wilayah



Dalam satu sisi kekuatan da peluang merupakan suatu potensi pengembangan, sedangkan kelemahan dan tantangan merupakan suatu kendala pengembangan.
Dalam satu sisi kekuatan da peluang merupakan suatu potensi pengembangan, sedangkan kelemahan dan tantangan merupakan suatu kendala pengembangan.
Hal tersebut tergambar dalam analisis penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Melawi 2005-2015. Analisis potensi dan kendala pengembangan wilayah ini menggunakan teknik Strength, Weakness, Opportunity, Threath (SWOT). Adapun analisi potensi yang ada pada Kabupaten Melawi terdiri dari; pertama kawasan hutan Produksi Konversi, Arahan kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) di Kecamatan
Belimbing ini meliputi 2.926 Ha atau 0,27 persen luas wilayah kabupaten. Kedua, kawasan perkebunan, kawasan hutan produksi yang disediakan bagi budidaya kelapa sawit.luas perkebunan (kelapa sawit) ini 231.422 Ha, yang tersebar di Kecamatan Belimbing,Nanga Pinoh, Ella Hilir, Menukung dan Sayan. Ketiga,  kawasan pertanian lahan kering dan tanaman tahunan/perkebunan. Luas keseluruhan kawasan pertanian lahan kering dan tanaman tahunan/perkebunan ini adalah 174.560 Ha. Pertanian lahan nkering dan tanaman tahunan/perkebunan yang paling luas berada di Kecamatan Belimbing dan Nanga Pinoh.
Keempat, kawasan pertanian lahan basah lokasi pertanian lahan basah terbesar di wilayah Kecamatan Belimbing dan Nanga Pinoh dengan luas keseluruhan 2.869 Ha.
Kelima, Kawasan Peternakan Kawasan peternakan ini di alokasikan seluas 50 Ha untuk setiap kecamatan.
Keenam, Kawasan Pemukiman, Hasil analisis kebutuhan ruang untuk kegiatan pemukiman baik pemukiman perkotaan dan pemukiman pedesaan seluas 5.083 Ha (0,48 persen),menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Melawi. Ketujuh, Kawasan Pertambangan, beberapa perusahaan tambang yang sudah mendapat izin Kuasa Pertambangan (KP) Penyelidikan Umum dengan luas keseluruhan 50.000 Ha.Sedangkan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mendapat kuasa Pertambangan Penugasan tahap Eksplorasi di Desa Nanga Kalan,Kecamatan Ella Hilir pada areal seluas 35.290 Ha untuk melakukan percobaan penambangan Uranium. Ketujuh, Kawasan Pariwisata, Lokasi berpotensi pariwisata yang akan dikembangkan di Kabupaten Melawi pada dasarnya adalah mengembangkan potensi alam sebagai daya tarik wisata.
Sebelas,  Kawasan Peruntukan Industri. Pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan ini perlu mendapat pembinaan teknis dan manajerial lebih lanjut oleh Departemen Perindustrian /Dinas Perindustrian,Perdagangan,Koperasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Melawi.
Kemudian Program/Kegiatan sektoral yang diarahkan untuk mendukung tumbuh-kembangnya industri yang berbasis pertanian antara lain, Kebijakan pengembangan industri berbasis pertanian ( agro based industry policy ). Program pengembangan pekebunan rakyat (kelapa sawit dan karet). Program penyediaan bibit unggul kelapa sawit dan karet, Program pengembangan balai latihan kerja industri berbasis pertanian, Program pemodalan kegiatan usaha bahi masyarakat  UKM. Program pendamping teknis dan manejerial, serta Program promosi dan pemasaran hasil industri/ekport.

Sumber : http://www.borneotribune.com/melawi/analisis-potensi-dan-kendala-pengembangan-wilayah.html


Konsep Pengembangan Wilayah dalam Perencanaan Pembangunan

Konsep pengembangan wilayah dikembangkan dari kebutuhan suatu daerah untuk meningkatkan fungsi dan perannya dalam menata kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehateraan masyarakat. Pengaruh globalisasi, pasar bebas dan regionalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dan dinamika spasial, sosial, dan ekonomi antarnegara, antardaerah (kota/kabupaten), kecamatan hingga perdesaan.
Globalisasi juga ditandai dengan adanya revolusi teknologi informasi, transportasi dan manajemen. Revolusi tersebut telah menyebabkan batas antara kawasan perkotaan dan perdesaan menjadi tidak jelas, terjadinya polarisasi pembangunan daerah, terbentuknya kota dunia (global cities), sistem kota dalam skala internasional, terbentuknya wilayah pembangunan antarnegara (transborder regions), serta terbentuknya koridor pengembangan wilayah baik skala lokal, nasional, regional dan internasional.
Di kawasan Asia globalisaasi telah menciptakan polarisasi pembangunan yang sangat signifikan dalam bentuk megaurban region yang terjadi di kota-kota metropolitan di sepanjang pantai timur Tokyo, Seoul, Shanghai, Taipei, Hongkong, Guangzhou, Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura, Jakarta, bandung Hingga Surabaya. Dalam skala antarnegara terjadi pemusatan di Bohai (Cina – Korea), Hongkong- Guangzhou, dan SIJORI (Singapura-Johor-Riau). Di Indonesia polarisaisi terpusat di sepanjang Sumetera (Medan-Palembang), dan Jawa (Jakarta-Bandung-Semarang- Surabaya).
Koridor mega urban ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya terutama kabupaten, kecamatan dan desa-desa disekitarnya yang memiliki hubungan ekonomi dan pasar yang cukup kuat.


Namun perubahan tersebut tidak diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana wialayh yang memadai akibat keterbatasan pemerintah. Oleh karena itu, pihak swasta dan lembaga lainnya dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Berbagai dampak yang di akibatkan dari globalisasi ekonomi terhadap pembangunan lokal secara sederhana sebagai berikut :
1. Berubahnya orientasi pembangunan yang harus bertumpu pada peningkatan individu, kelompok dan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi persaingan global, sehingga memungkinkan masyarakat mampu bertahan (survive), mengembangkan diri dan meningkatkan kesejahteraan.
2. Semakin pentingnya peran lembaga non pemerintah seperti, pihak swasta, masyasrakat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam pelaksanaan pembangunan dan pembiayaan.
3. Terjadinya peningkatan urbanisasi di pinggiran kota besar dibandingkan di dalam kota besar itu sendiri. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikembangkan oleh Mc. Gee pada tahun 1980-an. Batas antara kawasan perkotaan dan pedesaan semakin tidak jelas akibat pertumbuhan ekonomi, Dimana kegiatan perkotaan telah berbaur dengan perdesaaan dengan intensitas pergerakan investasi, ekonomi dan penduduk semakin tinggi.

Atas dasar uraian di atas, pengembangan wilayah merupakan bagian penting dari pembangunan suatu daerah terutama di perdesaan yang sangat rentan dan berat menghadapi perubahan yang berskala global. Perubahan ini, jika tidak didukung suatu perencanaan wilayah yang baik dengan mempertimbangkan aspek internal, sosial dan pertumbuhan ekonomi akan berakibat semakin bertambahnya desa-desa tertinggal.
Perubahan paradigma perlu dilakukan dalam menata kembali daerah-daerah yang dikatagorikan miskin dan lemah agar mampu meningkatkan daya saing, manajemen produksi dan teknologi tepat guna berbasis lokal yang mampu mempengaruhi daerah lainnya secara timbal balik. Secara sederhana konsep pengembangan wilayah perlu dilakukan dalam perencanaan perdesaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat masyarakat di lapisan bawah agar dapat mempengaruhi pasar secara berkelanjutan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar